Kehidupan Sangat Sederhana di Tengah Gemerlapnya Kota
January 15th, 2010 • Related • Filed Under
Di daerah Jati Asih terdapat sebuah kampung kecil yang terletak di belakang komplek perumahan Bumi Nasio Indah.
Orang-orang disini mengatakan bahwa tempat ini sudah merupakan sebuah
perkampungan kecil karena suasana, kondisi dan keadaannya yang persis
seperti sebuah perkampungan. Disini terdapat sebuah keluarga penjaga
kontrakan dan pengurus kebun yang kehidupannya sangat sederhana sekali.
Kehidupannya jauh berbeda sekali dengan kehidupan orang kota yang sering
kita lihat pada zaman sekarang ini. Keluarga ini hanya hidup dari
penghasilannya atau gaji ia sebagai penjaga kontrakan dan sebagai
pengurus kebun. Rumahnya pun berada disamping kontrakan yang ia jaga.
Rumah yang saaaaaaaaaaaaaaangat dan amat sederhana sekali. Kesederhanaan
itu bukan saja terlihat dari rumah mereka, tapi juga terlihat dari hal
seperti yang akan diuraikan dibawah ini :
MASAK DENGAN KAYU BAKAR
Di zaman sekarang ini, jarang sekali kita
lihat ada keluarga yang memasak dengan menggunakan kayu bakar dan
bahkan hampir tidak terlihat lagi kalau masih ada orang yang masak
dengan kayu bakar dikota seperti ini. Rata-rata semuanya memasak sudah
menggunakan kompor gas dan mungkin juga masih ada beberapa yang
menggunakan kompor minyak tanah, tapi kalau dengan kayu bakar sangat
jarang sekali kita temukan. Karena masalah keefisienannya dilihat dari
segi waktu dan kebersihan. Memasak dengan kompor gas akan mempersingkat
waktu pekerjaan dan tidaklah kotor, tapi kalau dengan kayu bakar??? Wah
ribetnya. Selain susah mencari kayu bakarnya, menghidupkan apinya juga
susah dan banyak asapnya. Ditambah lagi dengan asapnya yang banyak. Tapi
keluarga ini malah memilih memasak dengan kayu bakar karena katanya
takut meledak kalau menggunakan kompor gas. Itu adalah salah satu
jawaban yang diberikan oleh ibu halimah istri bapak jaitun seorang
penjaga kontrakan dan pengurus kebun dalam wawancara saya dengan ibu
halimah. Ibu halimah juga bilang kalau mencari kayu bakarnya juga tidak
susah. Ibu 5 orang anak ini memang sudah tua, tapi dia ulet dalam
mengurus keluarganya dalam kesederhanaan ini. Tidak ada kata mengeluh
dan putus asa walaupun ia hanya memasak dengan kayu bakar. Kehidupan
yang sangat sederhana yang dapat menggugah hati saya ketika melihat
kondisi kehidupannya. Biasanya dapur dengan rumah itu pasti bergabung,
tapi dapur ibu halimah berpisah dengan rumahnya. Dapurnya terletak kebun
dan masih berlantaikan tanah. Bukan tembok yang sudah disemen. Selain
itu, ibu halimah juga bilang kalau ia sering tidur digubuk yang ada
dikebun dekat dapur. Katanya ia tidak biasa kalau tidur dikasur empuk.
Kehidupan yang sangat keras telah merubah seseorang menjadi orang yang
tegar dan tidak mengeluh. Itulah ibu halimah. Walaupun ia tidak
merasakan apa yang dirasakan oleh orang-orang yang hidupnya
berkecukupan, tapi ibu halimah masih tetap tersenyum dalam menjalani
hari-harinya. Saya sangat terharu dan saya berharap ada orang yang bisa
membagi sedikit kebahagiaannya dengan ibu halimah dan keluarganya.
Foto2nya dapat dilihat dibawah ini dan rekamannya dapat didengar dibawah ini.
[wpvideo zjya7utE]
BERKEBUN
Bapak Jaitun adalah suaminya ibu halimah.
Pak jaitun bekerja sebagai seorang penjaga kontrakan dan pengurus
kebun. Penghasilannya tidaklah seberapa. Dengan penghasilah yang kecil
tapi pak jaitun masih bisa menghidupi keluarganya. Bapak mengurus kebun
orang dan bila nanti sudah ada hasil kebunnya, hasil tersebut dijual dan
nominalnya dibagi dengan pemilik kebun. Banyak sekali tanaman yang ada
dikebun ini. Ada rambutan yang sekarang lagi berbuah, ada kacang
panjang, ada kacang tanah, ada cabe rawit, ada pisang, ada pepaya, ada
jagung, ada singkong dan ada juga bunga-bungaan. Setiap hari bapak harus
kekebun untuk mengurusi tanamannya. Dikita-kota sudah sangat-sangat
jarang sekali ada kebun-kebun seperti ini dan mungkin bahkan sudah tidak
ada lagi. Bekerja dikebun tentunya pasti sangat cape. Tapi bapak tidak
pernah mengeluh dan bahkan bapak sangat sering bercanda. Malahan
ditengah kehidupan yang seperti ini, keluarga bapak jaitun sering
berkumpul bersama-sama. Selain berkumpul dengan keluarga, bapak jaitu
dan keluarganya juga sering berkumpul dengan orang-orang kontrakan dan
masyarakat lingkungan sekitarnya yang main kekontrakan atau main
kekebun. Hidup yang susah tidak menghapus senyum diwajah bapak jaitu.
Slalu saja ada cara dan ada hal yang membuat bapak jaitun tertawa lebar.
Bapak terus semangat ya menjalani hidup ini!!!!!!!!!
F0to-foto tentang kebun dan kebersamaan ditempat bapak jaitun dapat dilihat dibawah ini.
MENJUAL BUNGA dan BETERNAK
Selain berkebun, bapak jaitun juga
menanam tanaman hias berupa bunga-bunga dan lalu dijual. Tempat
bunga-bunga ini ada didepan kontrakan yang dijaga oleh bapak jaitun dan
ditengah-tengah bunga itu ada pondok tempat santai-santai seperti pondok
yang ada dikebun. Bapak mengatakan pondok ini gubuk. Hahaha… nama yang
terdengar agak kasar notsinya. Tapi apa boleh buat, itulah hal yang
dikatakan oleh bapak jaitun. Saya tidak mendapatkan banyak informasi
tentang kebun ini karena bapak jaitun tidak bercerita banyak tentang
tanaman hias ini.
Selain berkebun dan menjual tanaman hias,
bapak jaitun juga memelihara burung dan beternak ayam. Burung dirawat
hanya untuk mainan saja. Tapi jika ada yang membelinya, bapak juga pasti
akan menjualnya. Jadi burung itu dirawat memang untuk mainan saja tapi
bapak juga pasti akan menjualnya jika ada yang mau membeli. Kan lumayan
uangnya bisa buat tambah-tambah biaya hidup keluarga bapak jaitun.
Selain itu bapak juga beternak ayam. Nah ayam-ayam ini memang dipelihara
untuk dijual. Kalau harga per ekornya saya lupa tanya. Jadi saya tidak
tau berapa harga perekornya…
Foto-foto tentang hewan peliharaan dan tanaman ditaman bapak jaitun dapat dilihat dibawah ini.
Itulah hasil penelitian saya kesebuah kampung kecil didaerah Jati Asih.
Kehidupan yang sangat sederhana yang kadang membuat saya malu melihat
kehidupan saya sendiri. Begitu susahnya orang tua mencari uang dan saya
hanya bisa minta-minta saja kepada orang tua. Saya berharap cerita ini
bisa membuka hati kita agar tidak malu mengakui diri kita apa adanya.
Kesederhanaan bukanlah suatu hal yang harus membuat kita malu, tapi itu
merupakan cambuk untuk kita agar kita menjadi orang yang berhasil
dikemudian harinya. Masih banyak orang yang lebih menderita dari kita,
tapi mereka tetap bisa tersenyum manis pada dunia. Tetap semangat ya.
Maju terus pantang mundur.
Ok!!!!!!!!!
Hehehe….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar