Bapak
Sulis adalah seorang pekerja yang merasa nyaman dengan kesederhanaan.
Karena itu, pada mulanya, beliau menginginkan fasad rumah dua lantai ini
terlihat seolah satu lantai.
Namun, sang istri nampaknya kurang puas dengan konsep
"satu lantai" yang diajukan. Maka Bapak Sulis diminta untuk lebih
banyak melihat referensi tampak seperti yang direkomendasikan perancang.
"kalau begitu, saya ingin rumah saya dibuat seperti rumah pondok indah." begitulah Bapak Sulis melanjutkan.
Rumah
ini merupakan rumah pertama kali yang dirancang beliau. Sehingga,
beliau pun tampaknya lebih banyak ragu untuk memutuskan apakah rancangan
yang diusulkannya adalah yang baik.
Perancang melihat bahwa ke-awam-an ini bisa diatasi dengan penambahan wawasan dalam perencanaan dan perancangan rumah.
Sebagai contoh, adalah beberapa usulan konsep
desain yang didukung oleh referensi yang pernah ada (bangunan nyata).
Referensi ini dapat membantu kepekaan Bapak Sulis dalam menghayati isi
rumahnya.
Bapak
Sulis pernah mengkhawatirkan bahwa jika interior di dalam rumah itu
dirancang dengan keindahan arsitektural, tentulah harganya akan mahal
sekali.
Perancang
menjelaskan bahwa justru arsitek / desainer dapat menekan semua
permasalahan biaya itu jika dilakukan komunikasi yang lebih presisi dari
pihak desainer dengan pihak owner.
Contohnya adalah solusi perabot Built-in, yang artinya bahwa perabot justru memanfaatkan elemen konstruksi
rumah (bukan membeli perabotan baru). Perabot built-in ini dibuat
dengan memanfaatkan bata, plester/acian, batu alam, ceruk/lubang
dinding, peninggian konstruksi bidang lantai, dan lainnya.
Dalam memberikan jasa konsultasi
arsitektur hunian, perancang selalu memaksimalkan wawasan dan visi
kepada pihak owner agar dapat memperoleh gambaran yang memuaskan dan
mendekati sempurna yang dikehendaki owner.
Perancang
melaksanakan perancangan arsitektur hunian tersebut dalam kemasan
presentasi yang terintegrasi dari segi struktur, keindahan arsitektur,
dan perencanaan anggaran. Dan semua gambaran ide-ide yang diusulkan pun
didukung dengan model 3D yang rasionalisasinya dapat diperoleh dari contoh-conton bangunan yang sudah ada/didirikan. Hal ini sangat penting bagi perancang untuk mencegah adanya ketidaksinkronan / ketidakcocokan antara imajinasi arsitek dengan owner.
Perancang, Arsitekgratisonline@gmail.com
1 comments:
wah, ini portfolio yang menarik untuk permulaan,,,
Ganbatte Kudasai!!!
^__^
Poskan Komentar
Links to this post