Selasa, 15 November 2011

sebuah keluarga sederhana yang penuh cinta

Ayah ke Jakarta...

Pagi tadi si Ayah berangkat ke Jakarta, antara senang dan sedih, senang karena Ayah dipercaya sama atasannya untuk menyelesaikan suatu tugas pekerjaan di Kantor Cabang Jakarta, sedih karena Ayah harus ninggalin Arfa dan ibunya Arfa selama 4 hari secara sejak Ayah diberi amanah untuk menjadi kabag, baru kali ini Ayah pergi jauh untuk beberapa hari, paling kalaupun lembur cuma sehari semalam Ayah ga pulang. Baru ditinggal sebentar aja Arfa selalu nanyain Ayahnya apalagi ditinggal selama 4 hari? ga kebayang deh gimana rewelnya Arfa nanti dan yang jelas ibunya Arfa bakalan capek jawab pertanyaan Arfa, Ayah mana bu Nana? Tapi mudah2an aja Arfa ga rewel dan ga bikin ibunya sedih ya?! Biar Arfa ga nanyain Ayahnya terus, nanti sore tante Weda, budhe Wiwit sm Adit mo nginep di rumah Arfa dan besok sore gantian Arfa dan ibunya Arfa nginep di rumah mbah Kung. Mohon doanya ya mudah2an si Ayah selamat sampai tujuan dan kembali ke Jogja juga dengan selamat serta diberikan kelancaran dalam setiap urusannya.

Wednesday, June 25, 2008

Arfa dah sembuh...

Alhamdulillah, Arfa dah dinyatakan sembuh oleh DSAnya, dah ga minum obat setiap pagi. 9 bulan yang lalu Arfa dinyatakan TB Paru oleh DSAnya, Prof. Jauhar Ismail setelah selama 6 bulan diberikan vitamin yang katanya bisa meningkatkan nafsu makannya sehingga berat badan bisa naik tapi setelah 6 bulan diobservasi ga ada perubahan yang signifikan, berat badan tidak naik, sering batuk pilek meskipun Arfa tetap aktif ga mau diam. Akhirnya Arfa dianjurkan oleh DSAnya untuk cek darah dan rontgent, dari hasil cek darah dan rontgent kata DSAnya Arfa memang terkena TB Paru ringan, kalau orang awam menyebutnya Flek Paru, sama seperti saya dulu sebelum membaca berbagai artikel tentang TB Paru :) ya weslah saya pasrah aja, percaya aja sama yang dikatakan Prof. Jauhar Ismail yang penting Arfa sehat, berat badannya bisa naik setiap bulannya dan ga gampang batuk pilek. Beberapa bulan setelah Arfa minum obat yang diresepkan DSAnya, berat badan Arfa selalu naik setiap bulannya dan sampai sekarang Alhamdulillah Arfa jarang sekali batuk pilek.

Dari artikel yang saya baca dan juga DSAnya Arfa, TB Paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh masuk dan berkembangbiaknya kuman di dalam tubuh. TB Paru merupakan penyakit menular tetapi anak kecil tidak bisa menularkan TB Paru kepada orang lain melainkan orang dewasa yang
terkena TB Paru yang bisa menularkan ke orang lain terlebih anak kecil. Padahal setahu saya ga ada di dalam keluarga saya yang terkena TB Paru juga keluarga dari ayahnya Arfa tapi kok bisa ya Arfa terkena TB Paru seperti yang dikatakan oleh DSAnya? Ga taulah yang penting pengobatan Arfa dah selesai, sehat, tambah pinter dan yang pasti sekarang Arfa tambah nakal hehehe...
Untuk yang ingin tahu tentang TB Paru silahkan klik di sini.

Monday, June 16, 2008

Kejutan buat ayah...

Sebenernya dah agak lama siy Ayah ulang tahun tapi baru diposting sekarang karena kamera masih dibawa Tante dan foto - fotonya masih ada di sana tapi ga papa yang penting masih di bulan yang sama, bulan Juni bahagia. Tapi sayang sodara - sodara hasil jepretan waktu Ayah ulang tahun tuh parah banget, maklum tukang potonya masih amatir abis, hehehe... sorry ya Te jangan marah lho, peace!!!
Ulang Tahun Ayah kali ini beda dengan ultah - ultah Ayah sebelumnya, kalo biasanya cuma ibunya Arfa kasih selamat at
o kalo ga ya kado kecil - kecilan, ultah Ayah kali ini dapet kejutan, idenya siapa lagi kalo bukan idenya Tante. Dan ultah Ayah kali ini tidak dirayain pas hari H-nya tapi malam hari H karena besuknya Ayah banyak acara dari pagi sampe sore.Hari itu si Ayah pulang menjelang maghrib, sesampainya di rumah agak kaget kok tumben Tante datang ke rumah sama mbah Kung, ga kasih kabar sebelumnya lagi. Ibunya Arfa jawab aja kalo mbah Kung kangen sama Arfa karena dah 2 minggu Arfa ga ke Ngadinegaran dan si Ayahpun percaya aja. Setelah salaman sama mbah Kung, Ayah mandi trus sholat Maghrib, selesai sholat tara.....munculah beberapa orang manusia (ada Ibunya Arfa, Tante Weda, dua keponakan Anggi dan Linda, Mba Dwi, mbah Mi dan ga ketinggalan ada Mbo' e Arfa juga karena kebetulan rumah kami bersebelahan dengan mereka) menyanyikan lagu selamat ulang tahun dan ada yang membawa black forest berbentuk jantung hati pula, sementara Ayah, Arfa dan mbah Kung ada di ruang tamu, terharunya si Ayah begitu kami satu persatu memberi ucapan selamat, sampai - sampai si Ayah meneteskan air mata bahagianya. Dan dengan semangat 45nya Arfa dah ga sabaran pingin tiup lilin so bukan cuma si Ayah yang tiup lilinnya tapi Arfa juga, ga hanya itu aja tapi Arfa juga dah ga sabar untuk nyolek - nyolek buttercreamnya. Seneng nya hati ini melihat Ayah bahagia, melihat jagoan kecilku dan keponakan - keponakan pada blepotan menyantap black forest.Untuk Ayah, met ultah ya Yah..semoga panjang Umur dan senantiasa dalam lindungan-Nya, selalu diberikan yang terbaik oleh-Nya. Semoga tambah sayang, sayang dan sayang lagi sama Ibunya Arfa dan Arfa. Makasih untuk smua perhatian dan curahan kasih sayangnya selama ini, memilikimu adalah anugerah yang sangat indah dari Sang Pencipta buat kami.Buat mbah Kung dan Tante makasih ya, dah mau ikutan bikin kejutan buat si Ayah, makasih juga buat doanya, btw kapan niy makan - makan ke Depoknya , dah turun kan Mbah Kung gaji ke 13nya? hehehe :) Buat para keponakan, mba Dwi, mbah Mi dan mbo'e makasih juga ya...

Thursday, June 12, 2008

Genap 100 Hari Meninggalnya mbah Uti Tercinta

Hari ini genap 100 hari meninggalnya mbah Uti tercinta, seperti pada peringatan 40 hari meninggalnya mbah Uti kemarin, ga ada acara spesial selain kami sekeluarga ngaji bersama beberapa saudara, tetangga dan jamaah masjid. Kalo biasanya orang Jawa memperingati 40 hari, 100 hari dst meninggalnya seseorang pada malamnya kali ini kami tidak tapi pas 100 harinya karena ga ada tuntunannya dalam ajaran agama Islam. Jadi tambah kangen niy ma mbah Uti, jadi semakin ingat smua tentang mbah Uti. Ga ada yang bisa kita lakukan untuk membahagiakanmu di sana mbah Uti selain berdoa dan selalu berusaha untuk menjadi anak yang sholeh dan sholekhah. Semoga di sana mbah Uti mendapatkan tempat yang lebih baik dan lebih indah daripada sebaik - baik tempat dan seindah - indahnya tempat di dunia. Semoga mbah Kung juga selalu diberi kekuatan dan ketabahan di dalam mengarungi hidup tanpa kehadiran mbah Uti lagi di sisinya. Yang sabar ya mbah Kung..dalam membesarkan cucu - cucunya dan ngemong tante Weda yang sampe sekarang masih sendirian aja ( ayo Te cepet diselesein kuliahnya, kami doain cepet dapet jodoh trus nikah hihihi...peace Te!!!) Dan jangan pernah bertanya kepada kami ya mbah Kung, "mau ga dicariin ibu dan mbah Uti baru" karena kalo untuk saat ini kami akan menjawab "ga mau", ga ada yang bisa menggantikan mbah Uti di hati kami. Tapi entah untuk besok ato besoknya lagi karena smua dah ada yang mengatur yaitu Si Pemilik Segalanya, Dia Yang Maha Tahu Segalanya. Hiks..sedih niy sodara-sodara, ayahnya Arfa nanti ga bisa ikut ngaji bareng karena dapat undangan Mujahadahan di kantornya, kalo yang ngundang Direktur Utamanya, siapa yang berani ga dateng, bisa - bisa langsung masuk daftar black list hehehe...so maapin ibunya Arfa ya Te kalo nanti ga bisa maksimal bantu2nya kan mesti momong Arfa, jangan cemberut lho Te nanti ga jadi dapet pahala hehehe...:-p. Siap - siap aja niy gendhong Arfa sampe puegel kalo Arfa rewel nyariin ayahnya tersayang :( Mohon doanya ya..mudah - mudahan pengajiannya nanti lancar dan mbah Uti akan tersenyum bahagia melihat kami. Amiiin....
Ps : Foto di atas diambil Lebaran 2007 kemarin, waktu itu mba Uti dah mulai sakit.

Wednesday, April 23, 2008

Dapet kiriman cerita menarik dari teman dan tentunya berguna bagi saya, mungkin juga buat orang tua yang lain.
Selamat membaca aja ya...

Mudahkan Anakmu Berdoa

Sekarang mereka berdua menangis pelan di hadapan Kepala Sekolah dan Guru TK Qurrota A'yun
Menyesali diri tak sanggup berkata kelu lidah mereka, seakan tersedak tak sanggup mengeluarkan isi hati dan benak mereka kecuali dengan tetes air mata yang perlahan

Bertekad sebelum terlambat sepenuhnya mereka memperbaiki diri, dan menyayangi buah hati mereka sepenuh hati.

Sehingga putri kesayangan mereka dapat dengan mudah berdoa : Robbighfirlii Wa liwalidayya Warhamhumaa Kamaa Robbayaanii Shogiirooo


Tiga jam yang lalu:
===============
Maaf Ibu Shinta, ada telepon, katanya dari sekolah anak Ibu."

Ok, saya angkat dari sini, thanks ya Lia"

Halo Ibu Shinta, Assalamu 'alaikum, maaf mengganggu Ibu. Saya Ibu Dian, dari TK Qurrota A'yun ingin membicarakan hal penting terkait anak Ibu, Rahmah, bisa berbicara sebentar?

Waalaikumsalam, maaf Ibu guru, apakah penting sekali? Ada apa dengan anak saya? Bisa telepon nanti saja, 1 jam lagi? Saya ada meeting!"

Maaf Bu Shinta, Saya menyampaikan permintaan dari Ibu Puji Kepala Sekolah TK Qurrota A'yun, bahwa Beliau mengharapkan kedatangan Ibu dan Suami Ibu pada hari ini jam 3 siang, membicarakan hal mendesak terkait anak Ibu, Rahmah."
Apakah harus hari ini? Saya dan suami saya sibuk sekali! Bisakah Ibu Dian mengerti bahwa kami tidak bisa dipanggil secara mendadak seperti ini?!"

Kami mengerti sekali, tapi ini sangat mendesak Ibu Shinta, demi kepentingan buah hati Ibu, kami takut bila terlambat, nanti kita semua menyesal."

Apa maksudnya dengan menyesal? Apa anak saya melakukan kesalahan? Nakal? Silahkan Ibu hukum, kami sudah memberikan wewenang sepenuhnya kepada sekolah untuk mengajar, mendidik dan merawat anak kami di sekolah, termasuk menghukumnya bila perlu!"

Ibu Shinta, kalau masalahnya sekedar nakal biasa kami tak perlu repot-repot mengganggu Ibu, tetapi ini terkait dengan masalah perkembangan kejiwaan anak Ibu, kami harap Ibu dan Suami Ibu dapat bekerja sama demi kebahagiaan buah hati Ibu, bagaimana?"

Hm, baiklah, dua jam lagi kami kesana, saya harap benar-benar penting, karena terus terang saja kalian telah mengganggu kami!"

Kami sekali lagi mohon maaf yang sedalam-dalamnya, kami mengerti kesibukan Ibu dan Suami Ibu, kami tunggu kehadirannya nanti. Assalamu 'alaikum Bu."

Waalaikumsalam."

Hm,ada-ada saja, kenapa lagi dengan Rahmah? Mana aku harus izin keluar kantor,apalagi harus menghubungi Mas Bima, merepotkan saja!

Shinta segera menelepon sekretarisnya untuk mendelegasikan beberapa tugas, kemudian meminta izin ke atasannya. Setelah itu dia mengirim SMS ke Bima, suaminya, eksekutif muda sekaligus pemilik salah satu perusahaan swasta besar di Jakarta.

Tak lama setelah itu nada dering Mobile Phone memaksa Shinta menghentikan aktivitasnya lagi sambil mengambil napas dalam-dalam dan menghela, ia mengeluh ringan, lalu mengangkat Mobile Phone-nya.

Halo Shinta, ngapain kamu kirim SMS seperti ini, maksa aku harus ikut kamu ke sekolahnya Rahmah? Kamu tahu tidak, aku sedang sibuk?!.. Aku tidak mau melanjutkan `pembicaraan` kita tadi malam, aku tidak mau cari gara-gara lagi sama kamu! kamu aturlah sana, kamu kan ibunya anak-anak!

Hai Mas Bima, aku tuh juga sama seperti kamu, memangnya aku pengangguran apa, tapi kita harus segera kesana, katanya Rahmah ada masalah, dan bukan nakal biasa, katanya ada masalah kejiwaan! entahlah kenapa mereka pakai kosakata seperti itu ingin menteror orang
saja tapi kalau mereka macam-macam, bakal aku omelin mereka, kamu pokoknya harus kesana, kamu kan bapaknya anak-anak, kamu sendiri yang sering gembar-gembor sana-sini bahwa kamu tuh kepalanya keluarga, ya kan!?"

Tunggu, kamu bilang masalah kejiwaan? Rahmah!? Kamu becanda kan!?"

Ngapain aku bercanda! mereka kali yang bercanda! pokoknya dua jam lagi sampai di sekolah Rahmah!"

Berarti kalo kita kesana, Rahmah masih di sekolah?"

Tentu tidaklah, kan sudah ada antar jemput dari sekolah, Rahmah pasti sudah di rumah sama si Mbok!

Oke..oke.. ya udah, ketemu disana, dah!"

Huh, dasar lelaki egois, tidak ada basa-basi, mutusin telepon pun nggak sopan! Bisanya cuma bikin anak saja, tanggung jawab kagak mau, enak di dia, kagak enak di gua! Maksa gua jadi ibu rumah tangga, padahal kan gua udah ada karir, masak dia aja yang bisa kelayapan keluar rumah! Jadi cewek harus dipingit terus! Bisa stress gua, ngapain gua kuliah tinggi-tinggi!

Huh, cewek reseh, bikin gua sulit konsentrasi, padahal kan gua kerja demi mereka! Udah jelas kalo gua maju, keluarga juga yang untung dan bahagia! Demi masa depan mereka! Apa sih artinya pekerjaanya dia, cuma sebagai kepala cabang aja udah belagu dan cuma punya titel sarjana ekonomi doang, mestinya dia tahu diri! Cewek tuh ngurusin semua urusan rumah!

Shinta dari daerah Senen, Bima dari daerah Sudirman, mereka berdua melaju kencang dengan kendaraannya masing-masing, sambil bergelut dengan seribu kecamuk di benaknya, gelisah di hatinya, pergi ke arah daerah Pondok Gede, tempat putri kesayangan mereka, Rahmah, bersekolah di TK Qurrota A'yun.


Tiga puluh menit yang lalu:
=====================
Assalamu 'alaikum, permisi saya ingin bertemu dengan Ibu Dian dan Ibu Puji, saya Ibunya Rahmah"

Oh, Waalaikumsalam, silahkan Bu, saya sendiri Ibu Dian, mari kita masuk ke ruangan Ibu Puji! Oh ya, Bapak tidak datang barengan Ibu?!

Oh jadi Suami saya belum datang, mungkin ada urusan penting, mungkin kita mulai dulu saja, soalnya saya juga ada urusan penting!

Mereka masuk ke ruang kerja Ibu Puji, setibanya di dalam, Ibu Puji langsung menyambut mereka.

Terima kasih Ibu Shinta sudah menyempatkan diri datang, sebenarnya saya ingin mulai, namun karena sangat penting, kita tunggu dulu ya kedatangan Pak Bima?

Ohh, ii..iya Bu, lirih terdengar suara Shinta, sambil berusaha memaksakan diri untuk tersenyum walau kaku.

Semenit, dua menit, Lima menit, Sepuluh menit, Lima belas menit, uuh obrolan basi.. padahal ada urusan penting di kantor,brengsek nih Mas Bima, bikin susah aku saja!

Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu, "Maaf terlambat tadi ada tamu penting, jadi meeting dulu,
terus di jalan macet"

Tiga puluh menit sudah shinta menunggu..Shinta dan Bima saling bertukar pandangan dan tersenyum sinis, suasana memanas sekaligus membekukan pembicaraan, sampai akhirnya terpecahkan oleh suara deheman dari Ibu Puji.

Maaf merepotkan kalian semua, Ibu Shinta, Pak Bima, namun kami dari sekolah mengkhawatirkan perkembangan kepribadian buah hati Bapak dan Ibu.

Rahmah hari ini tidak bersikap sebagaimana biasanya, padahal biasanya riang, tidak pernah nakal, tidak pernah bertengkar, tidak pernah menangis, pokoknya kelakuannya sangat baik. Kebetulan yang tahu detail kejadiannya adalah Ibu Dian. Beliaulah yang selalu mengajar kelas dimana Rahma belajar dan bermain.

Saya harap Bapak dan Ibu bersabar..diam..dan tidak berbicara dahulu, sampai cerita Ibu Dian selesai, saya persilahkan Bapak dan Ibu berbicara dan mengutarakan pendapat kepada kami.

Kami mohon maaf atas kelancangan kami mengganggu Bapak dan Ibu sekalian, silahkan Ibu Dian!


Lima jam yang lalu:
===============
Ibu Dian dengan senyum yang ramah bertanya kepada anak asuhnya, murid TK Qurrota A'yun, "Hayo anak-anak, apakah semua sudah hafal doa dan arti dari doa kepada kedua orang tua?!"
Iyaa Bu Guruuuuu!

Bagus, ayo kita bareng-bareng, baca doa dan artinya bersamaan. Siap?! Hitungan ketiga dimulai, satu...dua...Tiga!!

Robbighfirliii Wa liwalidayya Warhamhumaa Kamaa...Robbayaaniii Shogiirooo"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar